SobatPoker - Tan Hok Liang alias Anton Medan Punya Cerita
SobatPoker - Tan Hok Liang alias Anton Medan Punya Cerita
Anton Medan / bak legenda kelam negeri ini. Dia mantan preman pada era 80-an. Bolak-balik masuk bui karena kasus perampokan. Tapi, sekarang pembawaanya sudah berbeda, lebih kalem, malah punya pesantren.
Dulu, saat masih bangor, Anton sempat menjadi bandar judi di Jakarta. Memang bandar kelas teri, tapi dari situ, dia mulai mengenal para pemain dan bandar judi kelas kakap. Salah satunya Putera Sampoerna.
Nama mantan bos raksasa tembakau itu sudah tidak asing lagi di telinga para maniak judi. Putera ampoerna kini memiliki bisnis judi online beromzet ratusan miliar perbulan.
“Bukan hal yang asing lagi bagi orang. Sudah pada tahu. Enggak cuma dia, masih banyak lagi kok,” kata Anton sembari mengangguk-angguk. Selain judi online, Anton menyebut, bandar judi kelas elite biasanya juga menyediakan judi baccarat, jenis permainan judi dengan menebak isi kartu. Arenanya di sebuah hotel khusus yang sudah dipesan. Pemainnya kalangan orang berkantung tebal dari beberapa kota di Indonesia.
“(Bandar) Paling besar itu Putera Sampoerna, dia terima (pemain) dari Jawa Timur, Bandung, banyak lagi. Ambil hotel, orang keluar masuk biasa, enggak ada yang tahu,” tambahnya.
Meski begitu, praktik judi terselubung di hotel-hotel sudah mulai ditinggalkan karena risiko keamanan. Para pemain kini sering terbang ke Singapura jika ingin berjudi.
Di negeri jiran itu, ada dua tempat judi favorit orang Indonesia; Marina Bay dan Sentosa Island. Biasanya, para penggila judi datang ke Singapura pada akhir pekan, sekalian liburan.
Malah, pengunjung tempat-tempat judi di Singapura banyak berasal dari Indonesia. Mayoritas kalangan pejabat dan politikus.
“Minimal 51 persen tempat judi di luar negeri (Asia Tenggara) orang kita. Kalau di Singapura, paling banyak dari orang pajak sama gubernur, politisi juga, artis juga ada. Saya tidak bisa sebut namanya, kalau lu mau tahu, saya bisa tunjukkan,” ujar Anton.
Selain harus ke Singapura, kini ada judi online. Tak hanya penjudi besar yang bisa menikmatinya. Kalangan menengah pun bisa ikut. "Bisa main lewat HP (telepon seluler), bayar pake mobile banking, tinggal transfer, canggih,” tuturnya.
Kabar angin mengenai kerajaan judi yang digawangi salah satu orang terkaya di Indonesia itu sempat ramai pada Maret 2005
Usai Putera Sampoerna menjual perusahaan rokok yang dirintis orang tuanya sejak 1963, kabar dirinya mengakuisisi Mansion - salah satu perusahaan judi terbesar di dunia yang berbasis di Gibraltar, wilayah dependensi Britania Raya, beredar.
Saat itu, dia melepas saham mayoritas PT HM Sampoerna sebesar 98% atau senilai Rp48 triliun ke Phillip Moris International, perusahaan rokok terbesar asal Amerika Serikat. Jumlah saham yang dilego sebanyak 1.753.200.000 lembar. Padahal saat itu kinerja bisnis perseroan lagi naik daun.
Dikabarkan, duit hasil penjualan PT HM Sampoerna sebagian besar dipakai buat membeli sejumlah perusahaan di banyak lini usaha.
Pada Mei 2006, The Independent, media arus utama di Inggris memberitakan, Putera mengakuisisi Mansion. Mansion Group pun dianggap perusahaan yang sukses menancapkan kukunya di pasar judi Asia dengan bendera Mansion88 atau M88.
Mansion88 sempat menjadi sponsor klub-klub sepakbola liga primer Inggris. Logo Mansion sempat nongol di jersey klub Tottenham Hotspur pada musim 2006-2007. Mafhum, judi sepakbola menjadi kekuatan utama dalam bisnis judi online.
Selain Mansion, Putera juga diberitakan membeli kasino Les Ambassadeurs di London dengan harga 120 juta poundsterling.
Di tangan Putera, Mansion88 mulai menjadi bandar besar di pasar judi Asia. Bisnis Mansion semakin tokcer di Asia Tenggara setelah mendapat lisensi dari Pemerintah Filipina untuk membangun jaringannya di Manila. Maklum, di negara ‘Duterte’ itu, judi dilegalkan.
Belakangan, bandar judi kelas atas itu mulai mengintip pasar di Timor Leste. Beberapa bandar lainnya juga sudah mulai bergerak kesana.
Para bandar biasanya merekrut dan membawa anak buah dari Indonesia untuk dipekerjakan di Filipina dan negara jiran lainnya sebagai customer service (CS) dan bagian pemeliharaan server. Setelah itu, mereka kembali dikirim ke Indonesia untuk menjadi agen yang bertugas menggaet calon-calon pemain.
Tapi, mengungkap otak di balik bisnis judi online bukan perkara enteng. Musababnya, sindikat judi online membuat dan memindahkan server kebeberapa negara tetangga yang melegalkan judi seperti di Filipina, Kamboja, Thailand, Singapura dan Thailand. Di negara-negara itu, praktik judi di lokalisir. Di Indonesia, praktek perjudian tak ada tempat.
“Mereka sewa server di sana, buat server di sana. Kemudian mereka memasukkan konten-konten berbahasa Indonesia agar bisa diakses oleh orang Indonesia,”
Yang tak tersentuh
Tapi, Anton Medan tampak tidak percaya bila aparat tidak mengetahui ihwal bos besar Mansion88 adalah Putera Sampoerna. Namun, dia memaklumi bila aparat tidak ingin membukanya.
Anton Medan meyakini, setiap bandar judi pasti sudah memberikan duit pelicin agar bisa beroperasi. Upeti itu diberikan kepada oknum Polisi dan TNI. Dari Mabes sampai Polsek. Jumlahnya besar, bisa sampai Rp5 miliar perbulan.
Maka dari itu, lanjut Anton, sejak ada judi online, tak banyak bandar judi yang tertangkap. Kalaupun tertangkap hanya bandar kelas teri atau agen-agennya saja. Seperti pada kasus penangkapan agen Mansion88 pada Mei 2014.
Kala itu, 5 orang tersangka didakwa dan dibawa ke meja hijau. Bahkan, berdasarkan Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang kami dapat, seorang terdakwa sempat menyebut nama Putera Sampoerna dalam berita acaranya, selaku pemilik Mansion88.
Sayangnya pernyataan itu tidak ditindaklanjuti. Malah, pengadilan membebaskan terdakwa dari beberapa dakwaan, dan memberikan hukuman 3 bulan penjara saja, dipotong masa penahanan.
Selepas itu, banyak agen-agen judi online yang digerebek dan ditangkap, namun jarang diproses ke meja hijau. Walaupun ada, hanya mendapatkan hukuman yang ringan. Penangkapan hanya formalitas pemberantasan judi saja, kebutuhan promosi jabatan, atau sekadar meminta upah yang lebih besar.
Setyo pun datar menanggapi isu suap bandar judi kepada oknum aparat hukum. "Wah, saya belum tau nih, boleh nggak infonya lebih spesifik oknum Mabes Polri-nya," ucapnya.
“Semua (diduga) terima (duit suap) juga,” jawab Anton tersenyum tipis.
Ya. Soal hubungan judi dengan aparat hukum, diakui, buktinya sulit dicari. Bahkan boleh dikata hampir tak ada dokumen nyata soal pemberian dan penerimaan suapnya. Tapi, bagi Anton Medan, kesadaran seharusnya bisa dihadirkan.
Dari catatan kami, hanya pernah ada satu kasus suap dari agen judi kepada oknum polisi yang pernah muncul ke permukaan. Kasus itu terjadi pada April 2015 dan terendus DivisiProfesi dan Pengamanan (Propam) Polri.Lantas, pelaku diseret ke meja hijau.
Saat itu, Pengadilan Negeri Bandung memvonis dua anggota Polda Jawa Barat, Ajun Komisaris Dudung Suryana dan Brigadir Amin Iskandar, dengan hukuman penjara 2 tahun dan denda Rp50 juta. Dudung dan Amin didakwa korupsi dengan membantu dan menerima suap dari agen judi online senilai Rp6,5 miliar.
Sementara Anton meyakini, kasus suap jasa pengamanan judi yang tidak terendus sangat banyak. Harapannya, aparat hukum mau serius bersih-bersih diri dari oknum nakal yang biasanya terorganisir itu. Dengan begitu, judi yang dianggap sebagai penyakit masyarakat, bisa diberantas dengan penuh kemauan.
Post a Comment